Farras's Comments
Changeset | When | Comment |
---|---|---|
154080369 | about 2 months ago | Operator tol kalau rajin/niat biasanya memasang plang besar warna biru bertuliskan nama jembatan dan panjangnya (meter) di sebelah kiri pas sebelum segmen jembatan. Oh iya, saya baru ngeh jembatan ini entah kenapa plangnya ada dua: arah utara "Jembatan Kali Kedaung", sedangkan arah selatan "Jembatan Situ Kedaung". Kali Kedaung itu kali yang mengaliri Situ Kedaung (menurut peta RTRW Tangsel: https://disperkimta.tangerangselatankota.go.id/upload/peraturan/20201230151308.pdf), dan Situ Kedaung itu ya Situ Pamulang (nama resmi yang dipakai pemkot Tangsel; https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62588) Suramadu ini soal kuat-kuatan ukuran objek saja. Semakin besar objek tertutup (closed way), labelnya dimunculkan di zoom tinggi dengan batasan tertentu atau kalau tidak ada penghalang (objek prioritas). Misalnya, jembatan Hongkong-Makau sudah berlabel di zoom 12. Kawasan lindung/taman nasional baru boleh berlabel di zoom 8. Pangkalan TNI Batuporon harusnya bisa di zoom 12 atau 13, tapi terhalang titik natural=peak yang diprioritaskan. Kota Jababeka dan Greenland Cikarang bisa berlabel di zoom 11 karena petanya "sepi", jadi "masih muat lah". |
163169466 | about 2 months ago | Terima kasih atas masukannya. Nanti saya sesuaikan di semua klaster. |
154080369 | 3 months ago | Idealnya justru dua-duanya. Objek highway=* dilengkapi tag bridge:name=Jembatan Kali Kedaung + objek man_made=bridge yang meliputi badan jembatan dengan name=Jembatan Kali Kedaung. Urusan label timpa label ini masuk ranah "Tagging for the renderer" (mengedit supaya terlihat pas sesuai selera), dan ini bukan praktik mengedit yang baik karena cenderung memanipulasi informasi riil (osm.wiki/Tagging_for_the_renderer). Contoh: jalur busway diberi tag highway=service supaya kelihatan di peta default OSM (Carto), padahal mestinya highway=busway, tapi highway=busway tidak kunjung di-render oleh yang punya/mengurus desain (karena entahlah ada saja alasannya https://community.openstreetmap.org/t/osm-carto-maintainers-refusing-to-render-approved-highway-busway/103289) (keluhan di github: https://github.com/gravitystorm/openstreetmap-carto/issues/4226). PoI tetaplah PoI, tapi ketika dua PoI yang sama-sama benar atau riil menghasilkan desain peta yang bentrok, keluhannya ke desainer (map style) alih-alih kontributor/editor (raw map data). Karena itu, keluhan yang berkenaan dengan desain peta default (seperti ukuran label di zoom sekian atau mana label yang mesti diprioritaskan renderingnya) bisa diajukan di github OSM Carto: https://github.com/gravitystorm/openstreetmap-carto/issues |
162266859 | 6 months ago | Relasinya sudah diperbarui: osm.org/changeset/162334672 |
162266859 | 6 months ago | Halo, mas Fajar. Justru ini yang sedang saya selesaikan beberapa hari terakhir. Permukiman terjepit ini memang sepatutnya dijadikan disertakan di dalam relation dengan value "inner" (sama seperti komplek Medang Lestari di dalam relation Gading Serpong). Hari ini bisa lah saya upload. Terima kasih atas perhatiannya dan kesabarannya. :) |
152266268 | 6 months ago | Betul. Objek itu tadinya saya tambahkan setelah melihat foto satelit Sentinel-2 bulan Juni 2024. Saya kira waktu itu pemecah gelombang permanen, tapi seiring waktu bentuknya berubah-ubah (rupanya pagar bambu). |
159193424 | 6 months ago | Kontribusi saya berasal dari pemantauan foto satelit Sentinel-2 terkini, mas Fajr. Perihal legalitas di OpenStreetMap: osm.wiki/Sentinel-2 |
157502951 | 6 months ago | Kontribusi saya berasal dari pemantauan foto satelit Sentinel-2 terkini, mas Fajr. Perihal legalitas di OpenStreetMap: osm.wiki/Sentinel-2 |
151007182 | 6 months ago | Tidak ada rencana. Murni interpolasi (kira-kira) saja, mas Fajr. Saya memantau perkembangan pengurukan PIK 2 lewat foto satelit Sentinel-2. Polanya sangat konsisten dengan pembangunan jalan besar/utama terlebih dahulu, sama seperti PIK 2 di Kosambi yang sudah jadi sekarang. |
149273992 | 9 months ago | This matter has been resolved/rectified by the community as per changeset # [155487595](osm.org/changeset/155487595) |
83432993 | over 1 year ago | Saya belum memperoleh batas kelurahan yang baru untuk wilayah Tangerang Selatan. Biasanya mesti cek ke kantor kelurahan masing-masing karena mereka punya batas yang lebih akurat. |
143867832 | over 1 year ago | Ah! I've just realized that now. It was supposed to be "equestrian". Thanks for the correction. |
142212832 | almost 2 years ago | Halo, mas Adianto. Penghapusan ini saya batalkan karena simpang susun Pamulang saat ini sedang dimodifikasi dan sudah setengah jadi. Progresnya memang belum tampak di citra satelit Bing maupun Esri. Terima kasih. |
139836752 | almost 2 years ago | Hi, Guido. Thanks for the fix. Looks like I missed those stretched ways near Kendari. I've managed to catch [the ones in the north near Lake Towuti](osm.org/changeset/139838270). I'm definitely going to use JOSM's Replace Geometry (Ctrl+Shift+G) more carefully. |
135348367 | about 2 years ago | Halo, mba Diah. Jalan tol ini sudah selesai dibangun, dibuka, dan dilintasi kendaraan. Isu way crossing yang tersisa antara Baitussalam dan Blang Bintang baru saja saya perbaiki/perbarui dengan survei terkini. Semua jembatan, overpass, maupun underpass di bagian jalan tol ini akurat per changeset #138091114. Terima kasih atas pemberitahuannya. |
137278252 | about 2 years ago | Halo, mas Bayu, bukannya tol Tebing Tinggi ke Indrapura masih ditutup ya? Terakhir dibuka sementara pas mudik Idulfitri. |
129846033 | over 2 years ago | Halo, mbak Adnin. Maaf baru membalas. Keluhan drivernya sangat masuk akal. Artinya, kali ini letak masalahnya ada di program pencarian rute (routing) Grab yang perlu disesuaikan. Ini memang problem yang unik. Di Indonesia, seringkali desa terkurung oleh tembok perumahan sampai-sampai mengecoh program navigasi peta. Google Maps juga mengalami masalah ini. Barangkali solusinya adalah Grab membuat semacam geofence di peta internalnya agar driver yang menerima order dari dalam perumahan/klaster tidak diarahkan lewat jalan desa. Mengapa demikian? Ada dua prinsip OSM yang berlaku di sini: 1) Data peta harus sesuai dengan yang ada kondisi dunia nyata (on the ground; osm.wiki/Good_practice#Map_what's_on_the_ground). 2) Hindari mengubah data peta dengan maksud memuaskan program yang memanfaatkan data peta (tagging for the renderer; osm.wiki/Tagging_for_the_renderer). Kalau data petanya sesuai kondisi dunia nyata, tetapi program navigasinya keliru dalam menerjemahkannya, programnyalah yang mesti diperbaiki, bukan data petanya yang dipas-paskan agar programnya terasa "benar". Terima kasih. |
126699793 | over 2 years ago | Halo, mas Riyadi. Maaf baru membalas. Biasanya problem ini saya akali dengan menaikkan layer tolnya (layer=1 atau =2). Konstruksinya jalan tolnya sudah berjalan, tetapi kita belum tahu apakah jalan umum/sungainya dibiarkan saja (dikangkangi jembatan tol) atau dibuatkan terowongan (ditimbun tol). Seiring berjalannya konstruksi, tag layer sementara ini nantinya dihapus dan disesuaikan dengan kondisi yang ada (jembatan/terowongan). Terima kasih. |
129846033 | over 2 years ago | Halo, mas Adnin. Changeset ini saya kembalikan (revert) ke versi sebelumnya karena jalan di Anarta House memang jalan setapak untuk penghuni/pejalan kaki (footway). Terima kasih. |
125765385 | almost 3 years ago | Halo, akxxXxxbr. Lain kali mohon berhati-hati saat melakukan penghapusan data peta. Titik label stasiun Pondok Cina (#4149398980) yang terhapus dalam perubahan ini (#125765385) sudah saya kembalikan seperti semula. Terima kasih atas perhatiannya. |