Логотипул OpenStreetMap OpenStreetMap

Месаж When Comment
9999 edits  - a love letter to OpenSteetMap

So inspiring, I’m looking forward to be like you!

Menyemarakkan tulisan Arab Melayu

Maaf baru membalas, tidak tahu ada diskusi, ini diari pertama saya hehe. Pendapat saya, name:id-Arab tidak boleh merepresentasikan Arab Melayu/Jawi, karena ada Pegon Jawa dan beberapa variasi tulisan bukan Jawi yang menggunakan aksara Arab di Indonesia. Lagipula Bahasa Indonesia hanya ditulis dalam Latin/Rumi, tidak ada opsi lain (jika tulis dengan aksara Arab maka harus ikuti kaidah Bahasa Arab), maka kesimpulannya ini sebuah hal yang mustahil.

Saya sebenarnya hendak mengutarakan isu perbedaan sistem penulisan Jawi di kedua wilayah. Arab Melayu Riau (dan daerah Melayu Indonesia lainnya) cenderung mempertahankan gaya tulisan lama (penambahan terbaru hanya pada huruf ؤ yang melambangkan vokal ‘o’), sedangkan Jawi Malaysia sudah banyak perubahan dan efisiensi penulisan, bukan? Tetapi, hal ini saya anggap hanya variasi dari penulisan, bukan sesuatu yang semantik.

Adapun isu yang saya bingungkan sejatinya sama dengan apa yang didiskusikan pada forum diskusi tulisan Jawi pada Melayu Pattani. Saya tertarik dengan kesimpulan oleh tuan yang dapat diaplikasikan pada isu ini. Permasalahannya adalah, Melayu Riau dan Melayu Standar Malaysia adalah bahasa yang sama, dan prinsip saya sama dengan tuan bahwa name:ms wajib sesuai standar Malaysia. Ambil permisalan pada tulisn kantor gubernur Kantor Gubernur Riau yang mana kata gubernur tidak lazim di Malaysia. Apakah pada name:ms harus ditulis ‘gubernur’ atau ‘gabenor’ yang standar? Demikian itu yang menjadi kebingungan saya. Karena selama ini yang saya lakukan adalah menambahkan tag name:ms-Arab pada nama jalan ataupun bangunan yang tertera tulisan Jawi, namun tidak menambahkan name:ms karena saya tahu kata-kata itu tidak begitu lazim di Malaysia.